Zat Besi, Ika..
“Kenapa Ka? Kok kamu lesuh gitu,” tanya Riko kepada Ika
“Iya ni Ko, akhir-akhir ini aku mudah lelah, suka mengantuk dan sulit menerima pelajaran di kelas,” jawab Ika.
“Jangan-jangan kamu kena Anemia Ka,” jawab Riko.
“Ah anemia? Tapikan aku suka mengantuk bukan susah tidur,” bantah Ika.
“Itu Insomnia Ika. Ah payah ni gak bisa bedain insomnia dengan anemia,” ledek Riko.
“Oh beda ya, heheehe. Emangnya anemia itu apa?” tanya ika.
“Ya bedalah, huuu. Anemia itu adalah kurangnya jumlah sel darah didalam tubuh sehingga menyebabkan tubuh cepat lelah, cepat lemah, mudah mengantuk, dan anemia ini juga dapat menyebabkan menurunnya konsentrasi belajar,” jelas Riko.
“Wah, kamu tau banyak ya Ko. Kira-kira apa sih yang
menyebabkan kita anemia?” tanya Ika kembali.
“Berdasarkan buku yang pernah aku baca sih, salah satu
penyebabnya adalah kekurangan konsumsi zat besi,” jelas Riko kembali.
“Masa kita harus makan besi sih?” gumam Ika
“Zat besi Ika, zat besi. Bukan besi. Emang kita Limbad makan
besi, aahahaha,” tegas Riko sembari tertawa.
“Iya deh iya, hehehehe,” timpal Ika membalas tawanya Riko.
Keesokan harinya di lapangan bermain Ika menemui Riko yang
sedang bermain bersama teman-temannya.
“Rikoo, siniii!” teriak Ika dari kejauhan.
Riko yang sedang asyik bermain pun mengiyakan teriakan Ika
dari kejauhan. Ia pun meminta izin kepada teman-temannya dan segera berlari
untuk menemui Ika. Riko dan Ika adalah teman yang akrab mereka mulai berteman
sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak, sekarang pun mereka tetap
bersahabat apalagi sekarang mereka masih menjadi teman sekelas.
“Ada apa sih Ka, teriak-teriak dari jauh gitu?” tanya Riko
yang terengah-engah napasnya akibat berlari.
“Aku mau cerita ni, kemarin aku habis pergi ke dokter,”
jawab Ika dengan penuh semangat.
“terus Ka?” tanya Riko dengan wajah penuh tanda tanya.
“Mau tau ya, ahhahaah,” ledek Ika.
“Ah kamu apaan sih Ka,” gerutu Riko
“Ih ngambek. Iya kemarin aku pergi ke dokter terus dokter
kasih aku suplemen zat besi,” jawab Ika
“Pantasan hari ini kamu terlihat semangat ndak seperti
kemarin, yang lemah seperti orang belum makan 3 hari, ahahahaha,” tawa Riko.
“Masa aku disamain dengan orang yang tidak makan 3 hari sih.
Oh iya, kemarin dokter juga bilang kalo kita juga harus rajin konsumsi makanan
sumber zat besi agar kita tidak terkena anemia,” jawab Ika.
“Kira-kira apa ya, makanan yang mengandung zat besi yang
tinggi?” gumam Riko.
“Apa ya? Aku juga tidak tahu ni,” sahut Ika.
“Teriwing, teriwing, teriwing. Jadi kalian berdua ingin tau
makanan apa aja yang mengandung zat besi?” tiba-tiba terdengar suara perempuan
dari arah belakang mereka.
“Iya, saya ingin tau makanan apa saja yang mengandung zat
besi,” balas Riko sembari membalikkan badannya.
“Di bumi ini, ada banyak sekali makan-makanan yang
mengandung zat besi,” jawab perempuan tersebut.
“Contohnya apa saja?” potong Ika.
“Ada hati, daging, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan
padi-padian. Mereka adalah makanan yang mengandung zat besi,” jawab perempuan
tersebut.
“Aku suka makan daging dan sayur tapi kok masih bisa kena
anemia?” tanya Ika.
“Hal itu terjadi karena penyerapan zat besi di dalam tubuh
kita terhambat,” jelas perempuan tersebut.
“Kok penyerapan zat besi bisa terhambat?” tanya Riko.
“Hal itu terjadi karena kita suka mengkonsumsi minuman
berkarbonasi yang dapat menghambat penyerapan zat besi,” jelas perempuan
tersebut.
“Iya sih, aku suka minum-minuman berkarbonasi. Hehehe,”
jawab Ika cengengesan.
“Kalo ada yang menghambat pasti ada yang membantu dong,”
seru Riko.
“Ya benar sekali. Adapun yang membantu penyerapan zat besi
adalah minuman atau makanan yang banyak mengandung Vitamin C seperti jeruk,”
jelas perempuan itu kembali.
“Oh begitu, tapi kok kakak banyak tau tentang zat besi sih?”
tanya Ika dengan penasaran.
“Siapa sih kakak sebenarnya,” sambung Riko.
“Teriwing, teriwing, teriwing. Aku adalah Peri Gizi, yang
datang dari kahyangan untuk membantu dan memberikan informasi tentang gizi
kepada anak-anak cerdas di bumi, seperti kalian ini,” jawab perempuan yang
ternyata adalah seorag Peri Gizi.
“Oh kakak Peri Gizi, ternyata kakak ini Peri Gizi Ko,” jawab
Ika sembari memberitahu Riko bahwa perempuan yang sedari tadi memberi informasi
kepada mereka itu adalah seorang Peri gizi.
“Iya aku dengar kok apa yang kakak
Peri Gizi bilang,” jawab Riko sembari menoleh ke arah Ika.
“Terimakasih kakak Peri Gizi. Eh Ko, kok kakak Peri Gizinya
hilang,” jawab Ika yang sadar bahwa Peri Gizi yang ada dihadapan mereka sudah
menghilang.
“Gara-gara kamu sih ngajak aku ngomong, jadi aku gak
perhatiin kemana kakak Peri Gizi itu pergi,” jawab Riko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar