Selasa, 15 November 2016

Dibalik Seragam Putih Abu-abu (Daftar SMA bagian 1)

Hai semunya...
Gimana kabarnya hari ini? Tentu sehat dan baik-baik saja bukan.
Sebelumnya perkenalkan, nama saya adalah Wahyu Eko Ardyanto dan saya saat ini berprofesi sebagai Nutrisionis (ahli gizi). Ya Nutrisionis, orang yang ngatur-ngatur pola makan pasien di Rumah Sakit atau bisa dikenal ahli dalam menentukan diet. Pasti kalian bingung kan, kenapa pembukaan tulisan ini diawali oleh perkenalan. Ya, seperti kata pepatah yang telah lama beredar di negara kita tercinta ini “tak kenal maka tak sayang”. Jadi gimana kita bisa berjodoh kalo tak ada rasa sayang diantara kita, lalu gimana ada rasa sayang jika tak kenal satu sama lain
(untuk yang laki-laki jangan terlalu berharap ya, karena saya tidak suka dengan laki-laki. Dan untuk kalian yang banci maupun bencong jangan senyum-senyum menggoda gitu ngapa, maaf aja ya saya jug gak suka dengan kalian, ehehehhe. Ya, karena untuk saat ini saya menyukai dia, ya dia, wanita cantik itu. Itu yang ada dibalik pintu, ehehehe. Eh sudah-sudah mari kita kembali ke kalimat tadi). Ya, seperti kata pepatah yang telah lama beredar di negara kita tercinta ini “tak kenal maka tak sayang”. Jadi gimana kita bisa berjodoh kalo tak ada rasa sayang diantara kita, lalu gimana ada rasa sayang jika tak kenal satu sama lain maka dari itulah tulisan ini saya awali dengan perkenalan. Dimana hal tersebut berbanding lurus dengan niat saya, yaitu selain membagi cerita saya saat masa putih abu-abu yang penuh dengan kisah persahabatan dan bahkan percintaan ala anak remaja, melalui tulisan ini saya juga mencari tulang rusuk yang telah lama terpisah, eee aaa eeeaaaaa.
Baiklah kita langsung saja ke 8 tahun yang lalu, disaat hari terakhir saya menginjakkan kaki di SLTP negeri di Kota kelahiranku, di SLTP tempat saya menghabiskan 3 tahun dengan menggunakan seragam putih biru, yaitu SLTP Negeri 7 Pontianak.
***
“Senin, 30 Juni 2008 setelah final euro antara Spanyol vs Jerman diharapkan kepada semua siswa keelas 3 yang minggu kemarin telah dinyatakan lulus dari sekolah ini untuk hadir pukul 09:00 WIB di Ruang TU sekolah karena akan dilakukan cap 3 jari serta pembagian SKHU sebagai syarat untuk kalian melanjutkan sekolah ke tingkat SLTA serta sebagai bukti jika kalian telah lulus setelah selama 3 tahun kalian menempuh pelajaran di sekolah ini. Sekian dan terima kasih. Tertanda Kepala Sekolah” ya itulah bunyi dari peengumuman yang kubaca dimading sekolah pada hari sabtu kemarin. Mengenai adanya tulisan setelah final euro anatara Spanyol vs Jerman mungkin memang ada atau itu hanya sebuah ilusi, hehehee.
Akhirnya pagi ini pun tiba, dengan wajah yang ceria aku beranjak dari rumah dan tidak lupa berpamitan terlebih dahulu kepada orang rumah.
“ma, pa, aku pergi ke sekolah dulu ya, sekalian mau cap 3 jari dan mungkin nanti pulangnya agak siang karena sekalian mau singgah ke SMA Negeri 5 untuk ambil formulir pendaftaran” teriakku dari depan pintu, sembari mengikat kedua tali sepatuku
“iya, hati-hati, bapak udah kasih uangkan tadi malam” balas mamaku
“iya sudah ma, assalamualaikum” pamitku
Aku pun berjalan keluar dari bengkel. Saya tinggal di rumah yang ada di bengkel mobil bapakku, karena alasan tidak ada yang jaga bengkel (tepatnya daripada mengupah orang untuk jaga bengkel, prinsip wira usaha “semakin selagi bisa menghemat pengeluaran ya dihemat saja”) sehingga waktu kelas 2 SD kami sekeluarga harus pindah dari rumah di Batu Layang ke rumah sekarang yang berdampingan dengan bengkel bapakku.
Seperti biasa, hari ini pun sama seperti hari sebelumnya saya pergi ke sekolah selama 3 tahun ini, ya diatas ban truck yang tersusun rapi di depan bengkel mobil bapakku inilah aku selalu duduk dengan manis sembari menunggu bus sekolah yang disediakan oleh pemerintah kota Pontianak untuk mengangkut anak-anak sekolah ke sekolahnya. Dengan hanya ongkos Rp. 500,- sekali naik hingga tiba ke sekolah tentu angkutan ini menjadi pilihan bagi anak sekolah sepertiku yang setiap hari harus menunggu kendaraan di tepi jalan raya, dibandingkan harus naik angkutan umum seperti oplet (oplet: angkot/mikrrolet) yang tentu merogoh kocek lebih dalam yaitu harus membayar Rp. 1000,- sekali naik sampai ke tujuan (kan lumayan bisa hemat 50%, 50% sob, hehehe).
Ahirnya setelah 30 menit perjalanan aku pun tiba disekolah. Ternyata hari ini sekolah sepi karena hanya siswa kelas 3 yang datang ke sekolah serta tidak jarang juga dijumpai calon orangtua yang ingin mendaftarkan anaknya yang baru lulus sd berkeliaran diselasar sekolah yang muncul dengan muka yang penuh seribu tanda tanya padahal penerimaan siswa baru di tingkat SLTP baru diadakan minggu depan serentak seluruh SLTP Negeri di Kota Pontiank.
“ko, kau udah ambil SKHU” tanya Andrianto siswa kelas 3D yang menjadi teman di ekskul Pramuka Selama 3 tahun kami sekolah di SLTP ini
“belum to, tunggu lok bentar, baru mau ambil ini. Memangnya kenapa? Jawabku
“kau mau daftar di SMA 5 kan, yok kita kesana ambil formulir pendaftaran sama-sama” ajak Andrianto
“oh iya to, yok sama-sama nanti, aku ambil SKHU dulu ya didalam” jawabku sembari masuk kedalam ruang TU

Setelah aku mengambil SKHU, kami berdua pun meluncur ke SMA Negeri 5 Pontianak. Jarak antara SMA 5 dan SLTP 7 memang dekat sekitar 5 menit dengan berkendara kendaraan bermotor. Dengan menggunakan angkutan umumkami pun tiba di depan ikon kota Pontianak, yaitu Tugu Khatulistiwa (loh bukannya mau ke SMA 5 tapi mengapa turun di Tugu Khatulistiwa). Kami turun di Tugu Khatulistiwa bukan karena kami ingin menghilangkan bayangan kami sejenak dan ini pun bukan hari yang tepat untuk itu (sekedar info setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September setiap tahunnya terjadi fenomena alam yang disebut kulminasi matahari, dimana pada saat itu matahari tepat berdiri tegak diatas kepala kita sehingga Tugu Khatulsitiwa beserta benda yang ada disekitarnya hilang bayangannya), namun kami turun di tugu khatulistiwa karena gang tempat SMA 5 berada tepat disebrang jalan dari tempat kami turun dari angkutan umum ini (SMA5 memang berada di dalam gang berjarak 500 m dari jalan raya, sehingga setelah turun dari angkutan umum kami harus berjalan kaki masuk ke dalam). Tanpa pikir panjang pun kami berdua langsung masuk ke sekolah dan benar perkiraan kami bahwa pendaftaran siswa baru tingkat SLTA seKota Pontianak telah dibuka mulai dari minggu ini dan kedatangan kami pun tidak percuma, kami pun bertanya kepada security yang ada didepan gerbang sekolah dan beliaupun mengarahkan kami untuk pergi ke koperasi sekolah untuk mengambil formulir dan melihat persyaratan apa saja yang perlu kami lengkapi. Dan benar saja, ternyata masih banyak berkas yang perlu kami lengkapi dan tidak kami bawa hari ini, sehingga hal ini terpaksa membuat kami berteriak serta menegur semua orang yang kami lewati, ehhh tidak-tidak hal ini tidak terjadi, eheheheh. Setelah berunding dan berdiskusi, sesuai dengan hasil perundingan yang kami lakukan kami pun memutuskan untuk kembali di hari esok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar