Dibalik Seragam Putih Abu-abu
(Daftar SMA bagian 2)
Setelah
episode sebelumnya menceritakan hari pertama daftar SMA, dimana pada waktu itu
banyak berkas yang tertinggaal sehingga kami berdua harus kembali lagi
dikeesokan harinya untuk melanjutkan proses pendaftaran siswa baru di SMA 5
tersebut.
***
“to, gimana ni? Masih banyak berkas yang belum ada” tanya ku
“udah, kita kembali besok aja, jam 9 ya” jawab Andriyanto
Kami pun berjalan ke luar gang dan bersama menunggu angkutan
umum untuk pulang ke rumah masing-masing, karena rumah kami berdua beda arah
dan angkutan umum yang dinaiki berbeda jurusan kami pun berpisah saat
Andriyanto menemukan angkutan umum (tepatnya Bus Kota dengan jurusan Batu
Layang – Kota Baru yang melewati jalan Gusti Situt Mahmud karena rumahnya
dijalan tersebut sekitar 15 menit dar SMA ini) yang mengarah ke rumahnya (ya,
mengarah untuk menabrak dan menghancurkan rumahnya, ehhh hanya bercanda jangan
dibawa serius). Namun apes bagiku, karena berdasarkan pengalamanku waktu SD
(wakttu SD aku sekolah di Batu Layang dan selalu naik Bus Sui. Durian setiap
pulang sekolah karna pergi aku selalu diantar) bahwa angkutan umum yang
melewati jalan Khatulistiwa tempat SMA 5 berada menuju ke Jl. Budi Utomo
rumahku hanya dilalui oleh Bus Sui. Durian yang hanya lewat setiap 45 menit
sekali karena bus ini merupakan bus dari terminal batas kota di Batu Layang
menuju sungai duria yang terletak di kabupaten sebelah sehingga harus ngetem
terlebih dahulu di terminal. Setealah 1 jam menunggu akhirnya aku pun mendapatkan
angkutan yang aku maksud tersebut dengan perjalanan 10 menit aku pun tiba di
rumahku.
Sama seperti hari kemarin, hari ini pun aku mengawali pagiku
dengan duduk di atas ban sembari menunggu angkutan umum karena hari ini aku
berniat untuk melaanjutkan pendaftaran SMA ku. Sesampainya di sekolah pun aku
bertemu dengan Andriyanto kembali.
“hei to, gimana udah daftarnya” tanyaku dengan penuh keceriaan
“udah dong, kemana aja lama tadi nunggu” balasnya
“biasa nunggu bus lama, tahulah kan. Oh iya to apa-apa aja ni
yang perlu dilengkapi udah betol belum ni” balasku sembari menunjukkan berkas
yang aku bawa
“ko, kau belum ada SKL (surat keterangan lulus)? Haarus pake
SKL, minta sana di SMP” jawab Andriyanto membuatku cemas
“alaaaa, benarlah to” jawabku dengan bimbang, tanpa kusadari
lagu bimbang Melly Goeslow pun terdengar ditelingaku seperti soundtrack aja
“ehhh, ngape kitak bedua ni, ribut jak yang ade” terdengar
suara dari balik kardus
“siapa tuh to, yang didalam kardus” tanyaku kepada Andriyanto
“kucing kalik, bisalah sekarang ni kucing udaah banyak yang
pintar jadi paham dah mereka dengan bahasa manusia” balas Andriyanto sembari
membuka kardus tersebut
“ehhhh, kitak ni, Adam ni Adam ape pula kucing” jawab dari
orang yang tiba-tiba keluar dari kardus dengan sejuta pesonanya yang
mengalihkan kecemasan kami tentang aku yang belum ada SKL. Adam adalah teman
kami di SMP Cuma kami beda kelas.
“ohhh kau rupenye dam, ape gak buat kau dalaam kardus tuh”
tanyaku
“biaselah, mau sembunyi gak sekalian jadi mata-mata biar bise
jadi James Bond. Eh ape yang kitak ributkan ni” adam yang balik bertanya
“nih, si eko ndak punya SKL” jawab Andriyanto
“ehhh harus pake SKL ke? Ala aku tak ade gak” jawab adam
dengan kecemasannya sehingga dia pun kembali masuk ke dalam kardus
Tiba-tiba Andriyanto pun menoleh ke wajahku, dan aku pun
melakukan hal yang sama. Kami pun terbuai dalam saling pandang-pandangan hingga
tak terasa wajah kami pun mulai menggerut, rambut kami pun perlahan-lahan
menjadi putih.
“ehhh, ngape kitak jaadi pandang-pandangan ni, udah 50 tahun
dah ni kitak pandang-pandnagan tak jelas gitu, baek gak cinte” teriak adam yang
menyadarkan kami dari lamunan
“ala benarlah, jadi tak daftar SMA lah ni” jawabku kembali
“mikir lok ye, ah gimana kalo kita kembali ke 50 tahun
sebelumnya” jawab Andriyanto dengan ide berliannya
“ah betol gak tuh” jawabku
Kami pun akhirnya kembali ke 50 tahun sebelumnya disaat kami
bertemu di SMA namun sayang masalahnya tetaap sama yaitu tidak ada SKL.
“eh dahlah, kitak dua daripade tak jelas sini mending pergi ke
SMP jak ambil tuh SKL” Jelas Andriyanto dengan akal sehatnya
Kami berdua pun pergi ke SMP, sesampainya di SMP kami pun
menuju halaman depan sekolah dan kami membeli pentol tusuk seharga Rp. 5000,-.
Tanpa disadari dengan lahapnya kami masuki pentol tusuk ke dalam mulut kami,
hingga terasa kenikmatan atas enaknya rasa makanan di lidah kami. Keasyikan
makan kami pun akhirnya teringat saat waktu telah menujukkan pukul 12.00 dan
dengan bergegas kami pun menuju ke ruang
tu, syukur alhamdulillah ruang tu masih terbuka. Tanpa pikir panjang kami pun
langsung meminta SKL dan langsung menuju SMA 5 kembali.
Dibalik Seragam Putih Abu-abu
Diperjalanan pulang hampir saja kami ditabrak oleh truk
gandeng yang ditinggali pasangannya hingga dia tak memiliki gandengan lagi.
Sejenak kami ppun terdiam dengan perasaan takut kami pun terus menuju ke SMA 5.
Sesampainya di SMA5 kami pun langsung melanjutkan proses pendaftaran. Dan hasil
penerimaan siswa baaru baru akan diumumkan minggu depan. Kami pun pulang ke
rumah masing-masing.
Ya itulah pengalaman ku saat daftar SMA, semua prosesnya aku
lalui sendiri. Mulai dari ambil formulir hingga melengkapi berkas. Dan ini juga
menjadi pengalaman pertamaku dalam proses administrasi sekolahku yang aku
lakukan dengan mandiri. Bukan karena kurangnya perhatian orang tua, namun
dikeluargaku, kedua orang tuaku lebih percaya kepada anaknya dan dengan niat
tidak ingin merepotkan aku pun mulai belajar mandiri dari sini. Hingga akhirnya
seminggu pun telah berlalu aku pun diterima di SMA 5 ini, begitu juga dengan 2
orang temanku yang menemaniku selama masa pendaftaran SMA ini yaitu Andriyanto
dan Adam. Hari pertama masuk sekolah pun telah diumumkan bahwa kami akan masuk
sekolah 1 minggu lagi. Bagaimanakah hari pertama sekolahku, dan siapa sajakah
teman yang aku temui? Baca di episode selanjutnya. Terima Kasih.
jangan lupa tinggali komentar dan follow blog ini, jika ingin baca epsiode lainnya cerita dari "Dibalik Seragam Putih Abu-abu" silahkan klik link dibawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar